Serang -Hariandetik.net
Dirintelkam Polda Banten Kombes Pol Heska Wahyu Widodo hadiri kegiatan Fokus Group Discussion (FGD) menyikapi toleransi beragama di Provinsi Banten dengan tema merajut Kebhinekaan dalam bingkai NKRI bertempat di Hotel Le Dian pada Senin (13/03).
Kegiatan ini dihadiri Dirintelkam Polda Banten Kombes Pol Heska Wahyu Widodo, Ketua Umum Pengurus Besar Mathla’ul Anwar H. Embay Mulya Syarief serta seluruh peserta lainnya.
Dalam sambutannya Dirintelkam Polda Banten Kombes Pol Heska Wahyu Widodo mengatakan bahwa isu SARA yang dipolitisasi masih menjadi hal yang menakutkan. “Saya ingin menyampaikan bahwa isu seputar SARA yang di politisasi, masih akan menjadi hal yang menakutkan bagi perjalanan bangsa Indonesia yang sangat majemuk ini, sejarah bangsa telah mengajarkan kepada kita, beberapa kejadian konflik horisontal yang terpicu isu Zara dapat dengan mudah berkembang dan Berujung saling memerangi sesama saudara,” ucap Heska.
“Dalam konteks negara isu Zara juga semakin mengemuka terlebih lagi di dunia maya atau di media sosial, saat ini dengan mudahnya dapat kita jumpai isu isu seputar Sarah yang sarat dengan teknik adudomba di platform media sosial, berita bohong atau hoax, ujaran kebencian, fitnah dan sejenisnya nyaris menjadi hal yang wajar di media sosial dan membutuhkan kecerdasan serta kearifan untuk nilai dan tidak mudah turut menyebarkan,” tambah Heska.
Heska mengatakan dalam situasi dan kondisi pada tahun politik tidak sedikit adanya pihak tak terkecuali oknum tokoh yang mengatasnamakan partai politik. “Dinamika situasi dan kondisi pada tahun politik yang sama sama akan kita hadapi sekarang ini, tidak sedikit adanya pihak tak terkecuali oknum tokoh yang mengatasnamakan partai politik, menjadi isu Zara untuk keperluan Elektabilitas pragmatis tertentu Yang justru eksisnya berpotensi menimbulkan perpecahan Kebinekaan Yang selama ini menjadi penopang utama eksistensi bangsa kita, semoga bangsa kita tetap diberikan kekuatan untuk menjaga keutuhan dan terhindar dari perpecahan,” kata Heska.
Heska mengatakan terdapat beberapa permasalahan uang terjadi di wilayah Provinsi Banten. “Terkait isu toleransi, pada kesempatan ini kami sampaikan beberapa permasalahan yang telah terjadi di wilayah provinsi Banten antara lain adanya rumah warga yang dijadikan tempat ibadah, adanya penolakan warga terkait adanya kebaktian syukuran rumah yang dilaksanakan, adanya penolakan pendirian gereja, penolakan pembangunan gereja, penolakan pendirian gereja, dari sejumlah permasalahan tersebut diperlukan peran serta aktif seluruh lapisan masyarakat dan stakeholder terkait untuk bersama sama menjaga toleransi beragama di provinsi Banten,” kata Heska.
Terakhir Heska berharap dalam kegiatan ini dapat dihadapi secara bersama. “Besar harapan saya agar pada momen FGD ini dapat di diskusikan hal-hal yang sama sama kita hadapi bersama di wilayah Banten, sekiranya dapat mengusik ketentraman toleransi sosial kemasyarakatan kita, dapat segera terdekteksi dan kita carikan solusi bersama, sebagaimana warisan sikap toleransi kebaikan yang dicontohkan oleh Syeh Nawawi Al-Bantani,” tutup Heska.
Hendi